Selasa, 30 November 2010

molekul

MOLEKUL
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil.[1][2] Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.


Penggambaran tiga dimensi (kiri dan tengah) berserta dua dimensi (kanan) molekul terpenoid atisana.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya.[3] Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.[4]
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2), ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
1. Ilmu molekuler
Ilmu yang mempelajari molekul disebut kimia molekuler ataupun fisika molekuler bergantung pada fokus kajiannya. Kimia molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur interaksi antara molekul, manakala fisika molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur struktur dan sifat-sifat molekul. Dalam prakteknya, perbedaan kedua ilmu tersebut tidaklah jelas dan saling bertumpang tindih. Dalam ilmu molekuler, sebuah molekul terdiri dari suatu sistem stabil yang terdiri dari dua atau lebih molekul. Ion poliatomik dapat pula kadang-kadang dianggap sebagai molekul yang bermuatan. Istilah molekul tak stabil digunakan untuk merujuk pada spesi-spesi kimia yang sangat reaktif.
2. Sejarah
Walaupun keberadaan molekul telah diterima oleh banyak kimiawan sejak awal abad ke-19, terdapat beberapa pertentangan di antara para fisikawan seperti Mach, Boltzmann, Maxwell, dan Gibbs, yang memandang molekul hanyalah sebagai sebuah konsepsi matematis. Karya Perrin pada gerak Brown (1911) dianggap sebagai bukti akhir yang meyakinkan para ilmuwan akan keberadaan molekul.
Definisi molekul pula telah berubah seiring dengan berkembangnya pengetahuan atas struktur molekul. Definisi paling awal mendefinisikan molekul sebagai partikel terkecil bahan-bahan kimia yang masih mempertahankan komposisi dan sifat-sifat kimiawinya.[5] Definisi ini sering kali tidak dapat diterapkan karena banyak bahan materi seperti bebatuan, garam, dan logam tersusun atas jaringan-jaringan atom dan ion yang terikat secara kimiawi dan tidak tersusun atas molekul-molekul diskret.

Selasa, 02 November 2010

PERISTILAHAN / GLOSSARY

Arm Cylinder yaitu silinder yang berfungsi mengatur (bekerja seperti)
pergerakan lengan pada suatu unit.
Axle Support adalah komponen-komponen yang mendukung kerja dari
poros axle. Komponen ini biasanya terdiri dari masing-masing 2
rod bagian kanan dan 2 rod pada bagian kiri. Suspensi juga bisa
dikatakan sebagai axle support.
Breaking System yaitu sistem yang berfungsi mengurangi/
menghentikan gerak putar roda.
Grease adalah bahan pelumas yang memiliki bentuk setengah padat atau
pelumas padat yang terbuat dari oli pelumas cair yang mempunyai
bahan tambah pengental (Thickening agent).
Greasing yaitu suatu proses pemberian (penggantian) grease pada
bagian yang bergerak dari suatu unit.
Perawatan Berkala yaitu jadwal perawatan yang yang harus dilakukan
oleh kendaraan termasuk kendaraan alat berat, yang umumnya
dibuat oleh produsen pembuat kendaraan.
Preheating adalah proses pemanasan mula pada udara agar
memudahkan saat menstart engine saat cuaca dingin.
Seat Belt adalah suatu alat pengaman yang berbentuk sabuk
yangmenempel di kursi pengemudi (operator)
Suspensi Independent adalah jenis suspensi yang umumnya digunakan
pada kendaraan penumpang, dimana kerja suspensi sebelah kiri
tidak mempengaruhi kerja dari suspensi sebelah kanan. Dengan
suspensi ini tingkat kenyamanan yang dicapai akan lebih baik.
ix
Steering System yaitu suatu rangkaian yang berfungsi sebagai pengatur
gerak ke kanan dan ke kiri pada roda.
Suspensi Rigid yaitu suspensi yang umumnya digunakan oleh kendaraan
yang memiliki fungsi yang cukup berat seperti: angkutan barang,
kendaraan alat berat dan sebagainya, suspensi ini mmpunyai sifat:
suspensi kiri selalu berhubungan dengan suspensi sebelah kanan.
Konstruksinya lebih sederhana, namun tingkat kenyamanan yang
diberikan tidak lebih baik bila dibandingkan dengan suspensi
model independent.
Sight Gauge adalah suatu bagian yang berbetuk transparan (kaca) yang
berfungsi pengukur tinggi (volume) bahan bakar
Trak Shoe Under Carriage yaitu berfungsi sebagai bagian yang
bersinggungan langsung dengan tanah.
Under Carriage yaitu kerangka bawah dari crawel yang berfungsi
pembawa dan pendukung unit.
Unusual Noise yaitu gejala suara yang tidak normal akibat dari
perubahan bentuk suatu komponen (aus).
Power Train adalah bagian yang berfungsi meneruskan putaran dari
mesin ke roda (crawel)
Warming Up adalah proses pemanasan engine guna mendapatkan
temperatur kerja yang normal.

2)Keuntungan ruang bakar tipe langsung yaitu:

a) Efisiensi panas lebih tinggi dan pemakaian bahan bakar lebih
hemat karena bentuk ruang bakar yang sederhana.
b) Start dapat dilakukan dengan mudah pada waktu mesin dingin
tanpa menggunakan alat pemanas
c) Cocok untuk mesin besar karena konstrusksi dari kepala silinder
sederhana dan kerugian kecil
d) Temperatur gas buang relatif lebih rendah
Kerugian ruang bakar tipe langsung yaitu :
a) Sangat peka terhadap mutu bahan bakar dan membutuhkan
mutu bahan bakar yang baik
b) Membutuhkan tekanan injeksi yang lebih tinggi
c) Sering terjadi gangguan pada nozzle dan umur nozzle lebih
pendek karena menggunakan multiple hole nozzle
d) Dibandingkan dengan jenis ruang bakar tambahan, turbulensi
lebih lemah, jadi sukar untuk kecepatan tinggi
3) Fungsi dari valve guide yaitu :
a) Untuk melumasi dan sebagai jalannya dari valve stem.
b) Meneruskan panas dari valve.
4) Fungsi dari glow plug yaitu untuk menyalakan bahan bakar
sehingga engine mudah dihidupkan ( terutama engine dalam
keadaan dingin ).
32
g. Lembar kerja kegiatan belajar 1
1) Alat dan Bahan
a) 1 Unit kendaraan alat berat
b) Tool box set
c) Engine stand
d) Penampung oli
e) Lap / majun
f) Mesin pencuci
2) Keselamatan kerja
a) Gunakan peralatan sesuai fungsinya
b) Pehatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh instruktur
c) Mintalah ijin instruktur bila akan melakukan pekerjaan yang
tidak tertulis pada job sheet
3) Langkah kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan
efisien
b) Lakukan prosedur pelepasan Cylinder head Group sesuai
dengan langkah kerja yang ada pada modul.
c) Buat catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
d) Setelah selesai, kembalikan peralatan dan bahan ke tempat
yang telah ditentukan.

Ruang Bakar Tidak Langsung

1) Ruang bakar muka ( Precombustion chamber )
Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah, bahan bakar
disemprotkan kedalam ruang bakar muka oleh injection nozzle.
Sebagian bahan bakar yang tidak terbakar dalam ruang bakar
muka didorong melalui saluran kecil antara ruang bakar muka
dan ruang bakar utama. Maka terjadi pencampuran yang baik
dan terbakar seluruhnya diruang bakar utama.
Gambar.08. Ruang Bakar Muka
Keuntungan :
1. Jenis bahan bakar yang digunakan lebih luas, dikarenakan
turbolensi sangat baik untuk mengabutkan bahan baker.
2. Perawatan pompa injeksi lebih gampang karena tekanan
penyemprotan lebih rendah dan tidak terlalu peka terhadap
perubahan saat injeksi.
3. Detonasi berkurang dan bekerjanya mesin lebih baik sebab
menggunakan trottle nozzle.
Kerugian :
1. Biaya pembuatan lebih mahal sebab perencanaan cylinder
head lebih rumit.
2. Membutuhkan motor starter yang besar. Kemampuan start
lebih buruk karena itu harus menggunakan alat pemanas.
3. Pemakaian bahan bakar boros.
18
2)Ruang Bakar Pusar ( Swirl combustion chamber )
Gambar.09. Ruang Bakar Pusar
Seperti yang ditunjukan pada gambar, ruang bakar model
pusar (Swirl combustion chamber ) berbentuk bundar. Piston
memampatkan udara, sehingga udara tersebut masuk
kedalam ruang bakar pusar dan membuat aliran turbulensi.
Bahan bakar diinjeksikan kedalam udara turbulensi dan
terbakar didalam ruang bakar pusar. Tetapi sebagian bahan
bakar yang belum terbakar didalam seluruhnya diruang bakar
utama.
Keuntungan :
1. Dapat menghasilkan putaran tinggi karena turbulensi yang
sangat baik pada saat kompresi.
2. Gangguan pada nozzle berkurang karena menggunakan
nozzle tipe pin.
3. Putaran mesin lebih tinggi, menyebabkan jenis ini cocok
untuk automobil.
19
Kerugian :
1. Konstruksi cylinder head rumit
2. Efisiensi panas dan pemakaian bahan bakar lebih boros
dibandingkan dengan tipe ruang bakar langsung (direct
combustion).
3. Detonasi lebih besar pada kecepatan rendah.
4. Prosedur Melepas Kepala Silinder ( Cylinder head )
Sebelum melakukan pembongkaran kepala silinder, periksa
komponen-komponennya dari kerusakan kemudian bersihkan atau
cuci mesin agar dalam melakukan pekerjaan dapat lebih cepat dan
nyaman kemudian melepas kabel negatif dari terminal (-) baterai.
1. Melepas Motor Starter dan Alternator
Gambar.10.Motor Stater dan Alternator
a. Sebelum mencuci mesin terlebih dahulu melepas motor
starter (1) dan alternator (2).
b. Melepas semua penutup mesin.
c. Mencuci mesin dengan bak pencuci mesin.
d. Menyiapkan engine stand untuk meletakkan mesin.
2. Mengeluarkan minyak pelumas mesin.
3. Melepas pompa air.
a. Melepas pipa air(1)
b. Melepas klem pipa air(2)

Katup dan Mekanismenya

Mekanisme katup yang dipakai pada komatsu engine dan cumins
engine terdapat perbedaan yaitu untuk komatsu engine memakai
tapet, sedangkan untuk cummins engine memakai camfollower.
Gambar.03. Katup dan Mekanisme Katup
Valve (Katup)
Terbuka dan tertutupnya valve secara teratur untuk memasukkan
udara ke dalam silinder dan membuang gas bekas pembakaran
keluar. Pergerakan valve diambil dari putara cam shaft yang
dirubah menjadi gerakan vertikal melalui push rod dan gerakan
push rod ditransfer melalui rocker arm dan diteruskan ke valve.
Valve juga sebagai permukaan ruang pembakar sehingga selalu
menerima beban panas yang tinggi dari pergerakan vertikal yang
berulang-ulang dengan demikian valve harus dibuat dari material
yang khusus dan tahan panas. Adapun fungsi dari katup masuk
dan katup buang :
12
1. Mengatur udara yang masuk kedalam silinder dan membuang
gas bekas ke udara luar.
2. Mencegah kebocoran kompresi.
3. Meneruskan panas pembakaran ke pendinginan melalui valve
guide dan dinding cylinder head.
Valve Seat :
Valve insert adalah suatu ring yang tahan terhadap panas dan
benturan yang dipasang diantara permukaan valve yang
bersentuhan dengan cylinder head. Bila terjadi kerusakan pada
valve insert dengan mudah di lepas dan diganti tanpa mengganti
cylinder head. Adapun fungsi dari valve seat yaitu :
1. Memperpanjang daya tahan pada dudukan katup dan mencegah
kebocoran.
2. Mempermudah penggantian apabila kedudukan katup
mengalami kerusakan.
Valve guide
Valve guide sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding
antara permukaan valve stem dan valve guide dengan gerakan
vertikal dan juga sebagai pengontrol pelumasan pada valve stem,
dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem dan
guide. Sehingga tidak tejadi kebocoran udara dan oli ke dalam air
intake dan exhaust gas. Adapun fungsi dari vave guide yaitu :
1. Untuk melumasi dan sebagai jalannya dari valve stem.
2. Meneruskan panas dari valve.

Melepas Cylinder head Group

B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Melepas Cylinder head Group
a. Tujuan kegiatan belajar 1:
Setelah mempelajari modul pada kegiatan belajar 1 ini , siswa harus
dapat :
1) Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi cylinder head
2) Menjelaskan teknik dan prosedur melepas cylinder head
b. Uraian materi kegiatan belajar 1
1. Kepala Silinder ( Cylinder head )
Kepala silinder ( Cylinder head ) ditepatkan dibagian atas blok
silinder. Bentuk konstruksi dari cylinder head group ada dua
macam :
Solid tipe
Umumnya dipakai pada komatsu engine, jadi untuk seluruh silinder
hanya dipakai satu blok cylinder head (Gb.01).
Gambar.01. Kepala Silinder Solid Tipe
Gambar.01. Kepala Silinder Solid Tipe
10
Sectional/Segment/Independent tipe
Tipe ini umumnya dipakai pada cummins engine, jadi untuk
seluruh silinder misalnya 6 buah dipakai 3 buah cylinder head,
atau tipe dua silinder dipakai satu cylinder head (Gb.02).
Gambar.02. Kepala Silinder Segmen Tipe
Fungsi Cylinder head :
a. Mencegah kebocoran tekanan pembakaran.
b. Penghantar panas pembakaran kependinginan.
c. Sebagai saluran masuk dan keluarnya udara dan gas buang.
d. Tempat kedudukan valve, injektor dan lain-lain.
e. Menyalurkan pendinginan kesekitarnya.
Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang
tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebab itu kepala silinder dibuat
dari besi tuang, namun akhir-akhir ini banyak mesin yang kepala
silindernya dibuat dari paduan aluminium. Kepala silinder yang
terbuat dari paduan aluminium memiliki kemampuan pendingin
lebih besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel pendingin
yang dialiri air pendingin yang datang dari blok silinder untuk
mendinginkan katup.

PERISTILAHAN/ GLOSSARY

After Cooler
Suatu komponen sistem pendinginan yang berfungsi untuk mendinginkan
udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan air sebagai media
pendingin.
Air Compressor
Suatu komponen tambahan pada mesin yang berfungsi untuk
menghasilkan udara bertekanan
Cylinder Head
Bagian dari komponen utama mesin yang terletak di atas blok silinder
yang juga berfungsi sebagai ruang pembakaran.
Corrosion Resistor
Suatu komponen sistem pendinginan yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya endapan dan karat, yang dapat menyebabkan saluran sistem
pendingin tersumbat.
Exhause Brake
Suatu komponen tambahan pada mesin yang berfungsi untuk membantu
mengurangi putara mesin dengan jalan mempersempit lubang asluran
buang yang diatur secara elektrik.
Glow Plug
Suatu komponen dalam engine diesel yang berfungsi sebagai pemanas
ruang bakar.
Termostat
Suatu komponen sistem pendinginan yang berfungsi sebagai katup pada
sistem pendingin yang bekerja berdasarkan temperatur air pendingin.

Artikel Tentang IPA dan IPS Terpadu

I. PENDAHULUAN
Sejak Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diperkenalkan oleh Pusat Kurikulum kepada sekolah pada sekitar tahun 2004, salah satu inovasi yang disertakan di dalam KBK tersebut adalah model pembelajaran IPA Terpadu dan IPS Terpadu untuk jenjang SMP. Model pembelajaran terpadu ini antara lain mensyaratkan bahwa pelajaran IPA yang terdiri dari bidang fisika, biologi, dan kimia diajarkan oleh 1 orang guru, demikian juga dengan pelajaran IPS yang terdiri dari bidang ekonomi, sejarah, dan geografi, juga diajarkan oleh 1 orang guru saja.

Dalam perkembangannya, model pembelajaran terpadu tersebut menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan, terutama di kalangan para guru yang selama ini terbiasa mengajar hanya 1 bidang saja. Guru fisika misalnya, mereka menyatakan akan menemui kesulitan untuk mengajarkan biologi; begitu juga guru biologi, mereka menyatakan akan menemui kesulitan jika harus mengajarkan fisika. Namun demikian, tidak sedikit juga guru fisika atau biologi yang menganggap model pembelajaran terpadu tersebut merupakan tantangan dan harus dijawab dengan cara meningkatkan pengetahuan para guru, baik melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.



Makalah ini berusaha mengkaji faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP di kalangan para guru. Selain melalui kajian pustaka, penelitian lapangan dalam skala kecil juga akan digunakan supaya diperoleh hasil yang lebih baik.

II. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dikaji dalam makalah ini dapat dirumuskan melalui pertanyaan berikut ini. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju adopsi inovasi model pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP di kalangan para guru?

III. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan di atas terdiri dari dua macam, yaitu studi pustaka atau studi literatur dan melalui penelitian langsung ke lapangan. Studi pustaka dimaksudkan untuk mengumpulkan teori dan penemuan (hasil penelitian) yang berkaitan dengan masalah ini. Sedangkan penelitian langsung ke lapangan dalam skala kecil dilakukan untuk mendapatkan data mengenai persepsi para guru bidang studi IPA tentang topik masalah yang sedang dikaji. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner. Dengan menggabungkan kedua sumber data ini, diharapkan masalah yang dibahas dalam makalah ini akan terjawab.
IV. TINJAUAN TEORI DAN LITERATUR
Dalam Bagian Tinjauan Teori dan Literatur ini akan diuraikan beberapa konsep atau teori yang akan digunakan untuk menjawab masalah di atas. Beberapa teori atau konsep tersebut adalah sebagai berikut.
Inovasi
Inovasi didefinisikan sebagai sebuah gagasan, praktik, atau benda yang diterima sebagai sesuatu yang baru (walaupun definisi baru ini bersifat relatif) oleh seseorang atau sekelompok orang (Rogers,1995). Boleh jadi seseorang telah lama mengetahui adanya gagasan, praktik, atau benda yang baru 5 tahun yang lalu, tetapi ia tidak langsung menerima inovasi atau kebaruan tersebut 5 tahun yang lalu. Ia baru menerapkan inovasi tersebut saat ini, sehingga dalam kasus ini sesuatu yang merupakan inovasi 5 tahun yang lalu, tetap merupakan inovasi baginya saat ini.
Laju Adopsi
Laju adopsi (rate of adoption) didefinisikan sebagai laju relatif suatu inovasi diserap atau diadopsi oleh anggota dari suatu kelompok sosial masyarakat. Menurut Rogers (1995), 49% – 87% variasi dalam laju adopsi suatu inovasi dapat dijelaskan oleh karakteristik inovasi itu sendiri, yang meliputi relative advantage, compatibility, complexity, trialibility, dan observability. Selain karena karakteristik dari inovasinya sendiri, laju adopsi suatu inovasi juga dipengaruhi oleh beberapa variabel lain, yaitu jenis keputusan mengadopsi, saluran komunikasi, karakter sistem sosial, dan seberapa besar usaha promosi yang dilakukan oleh change agent.

Pembelajaran IPA Terpadu
Menurut Prawiradilaga (2004), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Pengalaman bermakna merupakan pengalaman langsung yang menghubungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan pengalaman yang akan dipelajari, dan memiliki nilai guna dalam kehidupan mereka pada saat ini maupun mendatang.

Karakteristik pembelajaran terpadu meliputi:

1) pembelajaran yang berawal dari adanya pusat minat (centre of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala konsep lain, baik yang berasal dari bidang ilmu yang sama maupun yang berbeda.

2) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan anak secara simultan

3) menghubungkan berbagai bidang studi atau berbagai konsep dalam satu bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak

4) menggabungkan sejumlah konsep kepada beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak dapat belajar lebih baik dan bermakna.

Uraian di atas dapat digunakan untuk mendefinisikan pembelajaran IPA Terpadu di SMP, yaitu pembelajaran yang menghubungkan pelajaran fisika, kimia, dan biologi, menjadi suatu bentuk pembelajaran yang tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan menjadi suatu kesatuan yang diajarkan secara simultan (karakteristik nomor 3). Kesimpulan ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh ketua BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Bambang Suhendro dalam Harian Suara Pembaharuan, Senin 9/1/06:

“...untuk mata pelajaran IPS terpadu di tingkat SMP, seringkali kompetensi akademik guru kurang memadai. Guru yang mempunyai latar belakang sejarah lebih banyak mengajarkan sejarah. Padahal kompetensi IPS terpadu tidak hanya sejarah, tetapi ada sosiologi, antropologi dan geografi. Begitu juga dengan mata pelajaran IPA terpadu yang mencakup pelajaran fisika, kimia dan biologi”.

Pernyataan ketua BSNP tersebut menyiratkan bahwa seorang guru mata pelajaran IPA di SMP dituntut untuk dapat mengajarkan semua subjek dalam pelajaran IPA, yaitu fisika, kimia, dan biologi, terlepas dari latar belakang pendidikannya. Begitu juga untuk guru IPS, mereka diharapkan untuk dapat mengajarkan semua subjek dalam pelajaran IPS, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi.



Suatu pembelajaran terpadu menawarkan beberapa kelebihan (Lipson, 1993), yaitu:

- lebih fokus pada tema, karena satu tema dibahas dari berbagai sudut pandang

- memungkinkan transfer of learning, misalnya penerapan konsep fisika dalam biologi

- memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara satu disiplin ilmu dengan lainnya

Di samping kelebihan tersebut, terdapat beberapa masalah, kendala, atau konsekuensi dari pelaksanaan pembelajaran terpadu (Druger, 1999), yaitu

- guru dan sekolah sudah terbiasa dengan pola lama

- hampir semua guru tidak memiliki pengalaman penelitian di luar latar belakang pendidikannya

- guru “kehilangan” otoritas pada latar belakang bidang studinya

- memerlukan komitmen dari para guru untuk bekerja sama

- ketika menggunakan metode team teaching, muncul banyak persoalan seperti perbedaan karakter pribagi guru, kontribusi yang tidak jelas, perbedaan gaya mengajar, dan kesulitan mengatur jadwal

V. PEMBAHASAN
A. Diskusi Teoretis
Rogers (1995) menyebutkan 5 variabel yang mempengaruhi laju adopsi suatu inovasi yaitu karakteristik inovasi (paling berpengaruh, 49% – 87%), jenis keputusan mengadopsi, saluran komunikasi, karakteristik sistem sosial, dan usaha promosi yang dilakukan oleh change agent. Kelima variabel tersebut akan diterapkan pada laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP.



1) Karakteristik inovasi
Dari sisi kelebihan atau manfaat (relative advantage), inovasi Pembelajaran IPA Terpadu yang diharapkan dalam KBK, sebagaimana diuraikan dalam tinjauan teori, seharusnya menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang terpisah-pisah. Dengan demikian, diharapkan bahwa laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini akan tinggi.

Jika ditinjau dari compatibility-nya, kesiapan dan kompetensi guru IPA tampaknya akan menjadi faktor yang menghambat laju adopsi inovasi ini. Artinya, inovasi yang ditawarkan tidak compatible dengan kondisi guru IPA yang ada, yang saat ini terkelompokkan sebagai guru Fisika dan guru Biologi. Uus Toharudin (2005) menyatakan sedikitnya 50% guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai standardisasi pendidikan nasional. Pengajaran tematik (kata lain dari terpadu) bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Selain itu, guru belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang studi lain. Dengan demikian, inovasi pembelajaran IPA Terpadu yang kurang compatible dengan kondisi guru IPA yang ada akan mengurangi laju adopsi inovasinya.

Dikaitkan dengan kompleksitasnya (complexity), inovasi pembelajaran IPA Terpadu secara teori semestinya sederhana, yaitu pembelajaran fisika, biologi, dan kimia yang dilaksanakan secara tematis seperti yang dilakukan di TK dan SD. Jika sebelumnya pelajaran IPA diajarkan oleh 2 orang guru (guru fisika dan biologi, sedangkan materi pelajaran kimia sebagian diajarkan oleh guru fisika dan sebagian lagi oleh guru biologi), dalam pembelajaran terpadu mata pelajaran IPA hanya diajarkan oleh satu orang guru, atau juga bisa melalui team teaching (dua orang atau lebih guru mengajar secara serentak di kelas).



Namun demikian, jika dilihat lebih dalam lagi, susunan materi dalam kurikulum IPA yang ada dalam KBK sendiri tidak terpadu sebagaimana model pembelajaran yang diinginkan. Artinya, materi fisika, biologi, dan kimia masih disusun secara terpisah. Di kelas VII misalnya, semester pertama hanya memuat materi fisika dan kimia, sedangkan semester kedua hanya memuat materi biologi. Di kelas VIII, semester pertama memuat hanya materi biologi dan kimia, sedangkan semester kedua memuat hanya fisika. Di kelas IX, semester pertama memuat biologi dan fisika, sedangkan semester kedua hanya memuat fisika. Inilah yang akhirnya membuat inovasi pembelajaran IPA Terpadu tidak sederhana, karena kurikulumnya sendiri tidak mendukung, sehingga guru harus menyusun ulang materi-materi dalam kurikulum sehingga terpadu. Penyusunan ulang ini tentu bukan hal yang mudah bagi guru, apalagi jika ternyata penyusunan ini mengharuskan materi yang mestinya diajarkan di semester 1 harus pindah ke semester 2 karena akan berdampak buruk ketika sekolah harus mengikuti ulangan umum bersama.



Dengan demikian, dilihat dari kompleksitasnya inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini cukup kompleks, walaupun jika dilihat secara sekilas tampak sederhana. Akibatnya bisa diperkirakan bahwa akan banyak guru yang merasa kesulitan melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu ini, terlebih lagi ternyata tidak terdapat banyak petunjuk pelaksanaannya. Dikaitkan dengan laju adopsinya, maka kemungkinan besar inovasi ini akan sulit untuk diadopsi dengan cepat. Adopsi akan cepat terjadi jika pemahaman guru sudah cukup lengkap terhadap inovasi ini.



Ditinjau dari sisi trialibility-nya, yaitu kemudahannya untuk dicoba, sebenarnya pembelajaran IPA Terpadu dapat dicoba kapan saja dan di mana saja, karena inovasi ini merupakan suatu model pembelajaran, yang dapat langsung dicoba oleh para guru tanpa harus memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencobanya. Artinya, para guru akan dengan cepat “menerima sementara” ide inovasi ini untuk dicoba, walaupun belum tentu akan “menerima” seterusnya.



Dari sisi observability, yaitu kemudahan guru untuk melihat hasil atau manfaat dari pembelajaran IPA Terpadu ini, inovasi ini akan mengalami kesulitan dalam adopsinya, karena hasil dari pembelajaran IPA Terpadu tidak dapat langsung terlihat. Paling tidak, diperlukan waktu 1 tahun untuk melihat hasil dari pembelajaran model ini, yaitu ketika siswa menuntaskan masa 1 tahun pendidikannya.



Dari kelima elemen dalam karakteristik inovasi tersebut, elemen yang akan mendukung (memperbesar) laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu adalah relative advantage dan trialibility. Sementara itu, elemen yang kemungkinan akan menghambat laju adopsinya adalah compatibility, complexity, dan observability.



2) Jenis keputusan yang diambil
Dalam inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini, jenis keputusan yang diambil sangat tergantung kepada guru, kepala sekolah, dan pejabat pendidikan di wilayah setempat. Menurut Rogers (1995), semakin banyak orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan suatu inovasi, maka laju adopsinya semakin rendah. Dalam kasus ini, otoritas pendidikan nasional tidak secara tegas mengharuskan sekolah melaksanakan pembelajaran IPA secara terpadu, apalagi KBK memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan sendiri model pembelajarannya. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa laju adopsi model pembelajaran IPA Terpadu ini akan rendah.



3) Saluran komunikasi
Saluran komunikasi yang digunakan dalam difusi inovasi pembelajaran IPA Terpadu juga berpengaruh terhadap laju adopsi inovasi ini. Beberapa saluran komunikasi yang digunakan dalam difusi inovasi pembelajaran IPA Terpadu adalah melalui dokumen kurikulum, mass media, interpersonal. Dua saluran komunikasi pertama tampaknya tidak berperan banyak, karena biasanya hanya berupa informai global atau secara umum saja. Jadi, saluran komunikasi yang berperan cukup besar adalah komunikasi interpersonal, misalnya antara guru dengan pejabat atau seseorang dari Pusat Kurikulum, penatar dari Depdiknas, dan para guru inti. Akan tetapi, jumlah guru di Indonesia yang sedemikian banyaknya dan wilayah Indonesia yang sedemikian luasnya, tidak bisa secara efektif dijangkau melalui komunikasi interpersonal ini. Ditambah lagi, sebagai akibat dari otonomi daerah, wewenang bidang pendidikan saat ini berada di tingkat kabupaten dan kota, bukan lagi wewenang pemerintah pusat, sehingga semakin sulit bagi Depdiknas dan Pusat Kurikulum untuk secara efektif menyampaikan inovasi Pembelajaran IPA terpadu ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kontribusi saluran komunikasi terhadap laju adopsi inovasi ini sangat kecil.



4) Karakter sistem sosial
Menurut Roger (1995), karakter sistem sosial seperti norma dan struktur dalam masyarakat, juga mempengaruhi laju adopsi suatu inovasi. Dalam kasus inovasi pembelajaran IPA Terpadu, norma-norma dan struktur dalam dunia pendidikan di Indonesia juga mempengaruhi laju adopsi inovasi ini. Namun demikian, yang mungkin berpengaruh lebih besar adalah struktur dalam dunia pendidikan di Indonesia, terutama sebagai dampak pelaksanaan otonomi daerah. Jika sebelumnya para guru merupakan pegawai depdiknas (pegawai nasional), maka setelah otonomi daerah diberlakukan, guru menjadi pegawai daerah. Padahal, kurikulum dikembangkan oleh lembaga nasional dan diberlakukan secara nasional pula. Jadi, pada ada lintasan yang “putus” dalam jalur komunikasi dari Depdiknas kepada para guru di daerah. Sebagai akibatnya, laju adopsi oleh para guru terhadap inovasi yang dihasilkan di pusat akan terhambat (kecil). Dan ini sbenarnya tidak hanya terjadi pada kasus pembelajaran IPA Terpadu, tetapi juga pada kasus-kasus lain, termasuk KBK sendiri, yang sosialisasinya berjalan sangat lambat.


“Pemerintah harus memperhatikan media pembelajaran di daerah-daerah pelososk untuk menjamin terjadinya perubahan-perubahan mendasar dengan perubahan kurikulum. Juga sosialisasi yang harus dilakukan lebih baik. Saat ini KBK tidak berjalan baik, karena pemahaman guru sendiri masih rendah” (Suara Pembaruan, 14/2/2006).



5) Usaha promosi yang dilakukan oleh change agent
Siapakah sebenarnya change agent dalam difusi inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini? Pemerintah, dalam hal ini Depdiknas dan Pusat Kurikulum adalah pihak yang mengeluarkan inovasi, sedangkan para guru secara umum adalah anggota kelompok masyarakat yang akan menerima atau menolak inovasi ini. Yang bertindak sebagai change agent dalam difusi ini tentu saja adalah para pegawai yang ada di Pusat Kurikulum dan Depdiknas. Sayangnya, ruang gerak mereka untuk melakukan sosialisai (promosi) inovasi ini terbatas karena para guru secara struktur tidak lagi berada di bawah Depdiknas, melainkan di bawah Pemda. Akibatnya, kegiatan promosi inovasi dari para change agent kepada para guru menjadi terhambat, sehingga laju adopsi yang terjadi pun juga terhambat.



Dari analisis teori di atas dapat disimpulkan faktor pendukung dan penghambat laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP di kalangan para guru sebagai berikut.

Faktor Pendorong:

1. Relative advantage inovasi (kelebihan atau manfaat inovasi) yang tinggi

2. Triability inovasi yang tinggi



Faktor Penghambat:

1. Compatibility inovasi yang rendah

2. Kompleksitas inovasi yang tinggi

3. Observability yang rendah

4. Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi

5. Saluran komunikasi dari pusat ke daerah yang tidak efektif

6. Struktur lapisan masyarakat pendidikan (guru) di Indonesia yang “terputus” karena guru bukan lagi pegawai pusat, melainkan pegawai daerah.

7. Kegiatan promosi yang kurang dari para change agent (staff Pusat Kurikulum dan Depdiknas) karena sempitnya ruang gerak mereka sebagai dampak otonomi daerah

B. Diskusi Hasil Kuesioner
Selain melakukan analisi teori, kami juga melakukan suatu kuesioner sederhana untuk menguji kesimpulan teoretis yang telah dihasilkan tersebut. Kuesioner dilakukan terhadap beberapa guru (sekitar 30 orang guru IPA) di Jakarta Timur.

Analisis teori menyatakan bahwa laju adopsi model pembelajaran IPA Terpadu akan tinggi karena keuntungan dan manfaat yang melekat pada inovasinya itu sendiri. Hasil kuesioner menyatakan bahwa dari guru atau sekolah yang melaksanakan model pembelajaran ini, hanya 11% yang menganggap model pembelajaran IPA Terpadu ini sebagai inovasi. Sebanyak 44% melaksanakan model ini karena merupakan keputusan sekolah dan 45% karena diwajibkan oleh pemerintah. Artinya, bagi para guru, model pembelajaran IPA Terpadu tidak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan atau memiliki nilai tambah. Jika mereka melaksanakannya, hal itu lebih dikarenakan sebagai bentuk melaksanakan kewajiban. Keputusan sekolah untuk melaksanakan model ini juga tentu saja didorong oleh adanya kewajiban bagi sekolah untuk melaksanakannya. Dengan demikian, relative advantage dipastikan bukan faktor yang mendorong laju adopsi inovasi model ini, tetapi juga belum tentu faktor penghambat.

Berdasarkan teori, faktor kemudahan untuk dicoba (trialibility) mendukung tingginya laju adopsi inovasi. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa terdapat 60% sekolah yang menerapkan model pembelajaran IPA Terpadu ini, sedang sisanya 40% belum atau tidak melaksanakannya, walaupun ketika ditanyakan pendapat para guru tentang penerapan model pembelajaran ini, lebih banyak guru yang menyatakan tidak setuju (57%) dibandingkan yang menyatakan setuju (43%). Dimungkinkan faktor kemudahan untuk dicoba inilah yang membuat banyak sekolah telah melaksanakan model pembelajaran ini.

Dari sisi compatibility-nya, hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari guru-guru yang menyatakan tidak setuju dengan pemberlakuan model ini, 83% beralasan guru IPA yang ada di sekolah (terpisah menjadi guru fisika, biologi, dan kimia) tidak sesuai dengan model ini. Sementara itu, guru yang menyatakan setuju lebih beralasan karena adanya perintah dari pemerintah.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa bagi para guru, inovasi model pembelajaran IPA terpadu ini tidak memiliki kompleksitas yang tinggi, artinya masih dianggap ide yang wajar. Hanya 17% guru yang menyatakan bahwa model pembelajaran ini sulit dilaksanakan di sekolah. Ini sejalan dengan hasil hanya 11% guru yang menganggap model pembelajaran ini sebagai inovasi.

Faktor observability tidak terdeteksi secara jelas dalam kuesioner ini, karena sebagian besar guru baru mengenal model ini kurang dari 1 tahun, sehingga masih belum bisa melihat hasil dari model pembelajaran ini. Namun kalau dilihat dari besarnya alasan melaksanakan model ini karena adanya keharusan yang ditetapkan pemerintah, maka tampaknya faktor observability bukan sebagai faktor yang menentukan laju adopsi inovasi, paling tidak untuk saat-saat ini.

Jika dikaji dari jenis pengambilan keputusan, berdasarkan hasil kuesioner tersirat bahwa bukan guru yang memutuskan apakah akan menerapkan model pembelajaran terpadu atau tidak, melainkan sekolah atau kepala sekolah. Dari jawaban atas pertanyaan alasan penerapan model ini, 44% adalah keputusan sekolah dan 34% karena dianjurkan pemerintah (sama artinya dengan sekolah yang memutuskan). Dengan demikian, sebenarnya laju adopsi inovasi ini akan mudah, karena tidak terlalu banyak yang memutuskan adopsinya, yaitu hanya sekolah atau kepala sekolah. Guru hanya sekedar sebagai pelaksana.

Jika hasil analisis teori terhadap saluran komunikasi menghasilkan saluran komunikasi dari daerah ke pusat yang tidak efektif, ternyata hasil kuesioner menunjukkan lain. Sebanyak 86% guru mengaku sudah mengenal model pembelajaran IPA Terpadu ini, dan terbanyak mengenal melalui Kepala Sekolah (50%) dan melalui personel dari Pusat Kurikulum (33%). Artinya, tidak ada masalah dengan saluran komunikasi untuk adopsi inovasi ini.

Erat kaitannya dengan saluran komunikasi, struktur lapisan masyarakat pendidikan (guru) di Indonesia yang dalam analisis teori diduga “terputus” ternyata bukan merupakan hambatan bagi laju adopsi inovasi ini, karena seperti telah disebutkan sebelumnya, sebanyak 50% guru mengenal model pembelajaran IPA Terpadu melalui Kepala Sekolah dan 33% melalui Pusat Kurikulum.

Kalau benar Pusat Kurikulum dan para staffnya merupakan change agent untuk inovasi model pembelajaran IPA Terpadu ini, maka sebenarnya kegiatan promosi yang telah mereka lakukan cukup berhasil, yaitu 33% guru mengenal model ini melalui mereka, sedangkan sebagian besar yang lain melalui kepala sekolah (50%). Tetapi, bukankah kepala sekolah juga mengenalnya dari Pusat Kurikulum?

Khusus untuk faktor saluran komunikasi, struktur masyarakat pendidikan (guru), dan kegiatan promosi yang dilakukan change agent, pemilihan daerah dilakukannya kuesioner mungkin saja berpengaruh. Kuesioner dilakukan di Jakarta Timur, yang masih merupakan bagian dari Ibukota negara, sehingga cukup dekat dengan sumber inovasinya. Hasil berbeda mungkin saja akan didapatkan jika kuesioner juga dilakukan di daerah-daerah lain yang jauh dari Jakarta.

C. Penggabungan Hasil Analisis Teori dengan Hasil Kuesioner
Dari kedua analisis tersebut, yaitu analisis teori dan analisis kuesioner, hasil yang diperoleh dapat digabungkan dengan melihat posisi faktor-faktor yang dianalisis, apakah sebagai pendorong, penghambat, atau netral.
Tabel: Penggabungan Hasil Analisis Teori dan Kuesioner

Faktor
Pendorong
Penghambat
Kecenderungan sebagai
Teori
Kuesioner
Teori
Kuesioner
Relative advantage
Ya
Tidak
Tidak
Ya/Tidak
Pendorong
Compatibility
Tidak
Tidak
Ya
Ya/Tidak
Penghambat
Kompleksitas
Tidak
Ya/Tidak
Ya
Tidak
Penghambat
Trialibility
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Pendorong
Observability
Tidak
Ya/Tidak
Ya
Ya/Tidak
Netral
Jenis keputusan
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Netral
Saluran komunikasi
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Netral
Struktur sistem sosial
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Netral
Promosi change agent
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Netral


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memiliki kecenderungan cukup kuat berperan sebagai pendorong atau penghambat sebagai berikut.

Faktor Pendorong : relative advantage, trialibility

Faktor Penghambat : compatibility, kompleksitas

Faktor Netral : observability, jenis keputusan, saluran komunikasi, struktur sistem sosial, dan promosi change agent.



Faktor-faktor yang netral tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut agar benar-benar bisa diketahui peranannya yang lebih dominan. Namun demikian, untuk sementara ini sebenarnya dapat dianggap bahwa untuk faktor-faktor yang netral tersebut, menurut analisis teori merupakan faktor penghambat. Dengan cara demikian, hasil analisis teori dan kuesioner tidak bertentangan, melainkan persamaannya belum terungkap secara nyata.

VI. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, dapat disampaikan faktor-faktor penghambat dan pendorong laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP di kalangan para guru sebagai berikut.



Faktor Pendorong:

1. Relative advantage inovasi (kelebihan atau manfaat inovasi) yang tinggi

2. Triability inovasi yang tinggi

Faktor Penghambat:

1. Compatibility inovasi yang rendah

2. Kompleksitas inovasi yang tinggi

3. Observability yang rendah

4. Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi

5. Saluran komunikasi dari pusat ke daerah yang tidak efektif

6. Struktur lapisan masyarakat pendidikan (guru) di Indonesia yang “terputus” karena guru bukan lagi pegawai pusat, melainkan pegawai daerah.

7. Kegiatan promosi yang kurang dari para change agent (staff Pusat Kurikulum dan Depdiknas) karena sempitnya ruang gerak mereka sebagai dampak otonomi daerah

EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Selain tuntutan tersebut, masyarakat menginginkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan dibidang pendidikan. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan pendidikan.
Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan mengahayati nilai – nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan Sudarwan. (1995:3). Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif. Pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara sebagai agen pembaharu, pendidikan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik yang selanjutnya nilai tersebut akan ditransfer dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan dilapangan khususnya pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran karena pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pelajaran IPS, karena menurut guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling mudah dilaksanakan oleh setiap guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menganggap proses pembelajaran IPS ini adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan berbagai keluhan lainnya. Berdasarkan pada Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa berdasar Kurikulum berbasis Kompetensi dapat diperoleh data hasil prestasi nilai rata-rata kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak semester I tahun pelajaran 2005-2006 sebanyak 40 siswa yaitu nilai rata- rata kelas sebagai berikut : Pendidkan Agama (78,5); Matematika (70,5); IPA (72,5); IPS (65); Bahasa Indonesia (73,6), Penjas (62,5)
Dari nilai rata – rata diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak terendah no 5 dari mata Matematika, Agama, IPA, Bahasa Indonesia.
Sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yang menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar” (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa.
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam bukunya Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. idikan (ha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaSecara implisit media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak
(Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar.
Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran dewasa ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut dapat disimpulkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006”.

B.RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh penggunaan media VCD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006.

C.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCD Pembelajaran terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak Tahun Ajaran 2005/ 2006.

D.MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di Sekolah Dasar Khususnya MI dengan menggunakan VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran.

2.Manfaat Praktis
a.Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah – masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.
b.Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi perlunya penggunaan media VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran alternatif mata pelajaran IPS khususnya di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.
c.Bagi Fakultas
Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian, khususnya tentang pemanfaatan media VCD dalam proses pembelajaran.

E. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghilangkan bias dalam penelitian ini dan mengefektifkan proses, peneliti memberikan rambu–rambu pengkajian sebagai berikut:
1.Penelitian ini untuk mengevaluasi materi pembelajaran IPS khususnya teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran guna mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar kelas IV di MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak
2.Produk VCD pembelajaran yang dibuat oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi hasil produknya.
3.Materi kegiatan belajar mengajar yang diteliti terbatas pada satu pokok bahasan dengan dua pokok bahasan yaitu teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
4.Target penelitian diarahkan pada siswa kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.

F.PENEGASAN ISTILAH
1.Efektivitas adalah secara harfiah efektivitas diartikan pengaruh dan mempunyai daya guna serta membawa hasil. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna KBBI, (1993 : 77). Jadi efektivitas adalah suatu hal yang dikenakan dengan waktu yang cepat dan tepat kegunaannya. Dan dalam penelitian ini artinya apakah ada pengaruh dan adanya daya guna serta membawa hasil didalam penggunaan media VCD pada pembelajaran IPS.
2.Video Compact Disc adalah Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman, (1996:295). Jadi VCD adalah kepingan yang menyimpan data dalam bentuk caption, grafis, suara dengan kapasitas maksimal 700 MB.
3.Media Pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Hamalik, (1994:12), jadi media pembelajaran merupakan sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran optimal.
4.Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah program pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. Somantri, (2001:89), dalam www.google.co.id. Jadi IPS adalah suatu ilmu yang mengkaji masalah – masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Jadi IPS adalah ilmu yang mempelajari masalah – masalah sosial.
5.Kelas IV adalah obyek atau penerima pesan atau peserta didik pada tingkatan kelas di SD misalnya dari kelas I naik ke kelas II, III, IV yang masing-masing tingkatan lamanya satu tahun.
6.MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak adalah tempat pembelajaran di tingkat pendidikan dasar, MI ini terletak di Desa Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.i kelas I naik kekelas II, III, IV ya
7.Tahun 2005/2006 adalah tahun pelajaran di sekolah yang diawali dari bulan Juli dan diakhiri pada bulan Juni dan merupakan tahun penelitian berlangsung.
Jadi efektivitas VCD sebagai media pembelajaran IPS kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 adalah pengaruh penggunaan VCD sebagai sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran menjadi optimal khususnya pembelajaran IPS kelas IV di MI tsamrotul Huda I Kec. Bonang Kab. Demak pada tahun ajaran 2005/2006
Klik disini untuk melanjutkan »»

.MENGAPA HARUS KE SMA ???

A. PENGANTAR

Setiap akhir tahun ajaran para orang tua disibukkan oleh urusan persekolahan anak-anak mereka. Urusan yang lebih besar terjadi bila menghadapi masalah peralihan jenjang dari SD ke SLTP dan seterusnya ke SLTA, karena sesungguhnya ada sebuah keputusan yang harus dibuat menyangkut masa depan anak. Namun bagi umumnya orang tua, yang penting adalah bagaimana si anak dapat melanjutkan sekolah, kalau bisa ya pada sekolah negeri yang bagus. Belum terlintas pada pikiran orang tua tentang karir dan masa depan anak-anak.

Fenomena yang menarik pada artikel ini adalah peralihan dari jenjang khususnya dari SLTP ke SLTA yang sudah mulai erat kaitannya dengan karir masa depan anak. Jenjang SLTP yang dalam sistem pendidikan nasional berbentuk SMP dan M.Ts. Dalam memilih lebih banyak merupakan oleh pilihan orang tua dari pada pilihan anak. Kenyataan yang terlihat dimana-mana adalah anak-anak mereka ramai-ramai masuk ke SMA tanpa tahu mengapa harus masuk SMA. Sangat sedikit jumlahnya yang melanjutkan studi ke Sekolah Kejuruan (SMK). Perbandingannya cukup fantastis. Secara nasional, menurut data di Depdiknas, prosentase peminat SMK kecil dari 5%. Hanya ada di empat provinsi (DKI, Jawa Barat, Jateng, Jatim) peminat lulusan SLTP melanjutkan ke SMK di atas 10%. Selebihnya sangat mengharukan, karena di sebagian besar daerah, peminat masuk SMK di bawah 2%.

Berdasarkan pengamatan kasat mata, kenyataan yang terlihat di setiap kota hanya ada dua atau tiga SMK saja yang memiliki siswa sesuai dengan daya tampung. Umumnya merupakan SMK Negeri yang dapat perhatian khusus dari Diknas. Sisanya merupakan SMK yang memprihatinkan dan kelihatannya tidak terurus. Kondisi ini bermula sejak sepuluh tahun terakhir dan semakin hari semakin memprihatinkan. Jumlah siswa yang kecil sangat mempengaruhi pengelolaan, dan ibarat penyakit, seperti tidak terobati. Bagi sekolah swasta, sumber dana satu-satunya adalah dari siswa yang semakin hari semakin susut. Honor guru dan pengelola semakin kecil dan tentu saja, kualitas pendidikan yang memang sudah rendah semakin tidak pernah dibicarakan lagi, pasrah.

Mengapa kejadiannya sampai demikian? Masyarakat yang pemahamannya rata-rata pada tingkat awam, melihat bahwa anak-anak yang tamat SMK umumnya tidak memiliki ketrampilan untuk memasuki dunia kerja, di samping peluang kerja itu sendiri juga semakin sulit. Jadi, untuk apa masuk SMK, kan lebih baik SMA saja. Bila kita menggunakan logika hukum sebab akibat, maka fenomena “ramai-ramai ke SMA” hanyalah akibat saja dari sejumlah sebab. Berangkat dari asumsi bahwa kita semua setuju pentingnya peran SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja yang trampil, mendidik anak-anak untuk mandiri, menurunkan angka pengangguran, mengurangi angka kejahatan dan meningkatkan pemasukan pajak untuk negara, maka perlu dilakukan analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dan pada gilirannya dapat dirancang program-program apakah yang perlu dilakukan untuk menata masa depan pendidikan kejuruan di Indonesia.

B. Masalah Pendidikan Kejuruan

Meskipun pendidikan kejuruan di negara kita sudah dimulai lebih seabad yang Design pendidikan kejuruan oleh karena itu, tidak pernah terlihat posisi pendidikan kejuruan dalam pembangunan nasional dan dalam pembangunan pendidikan. Bila anda berkunjung ke kantor Diknas provinsi ataupun Kab./Kota anda tidak lagi menemukan direktorat Dikmenjur karena sudah diciutkan menjadi bagian kecil saja dari pendidikan (umum) menengah. Mungkin cukup diurus secara sambilan oleh tenaga yang tidak perlu memahami apakah itu substansi kejuruan.

Pendidikan kejuruan adalah sekolah dengan biaya mahal, karena untuk mendidik siswa yang trampil dibutuhkan peralatan dan bahan, laboratorium dan bengkel kerja. Para guru dan instruktur praktek harus trampil lahir dan batin dan perlu secara berkala meng-update ketrampilan dan pengetahuannya di dunia kerja. Perlu pula menjalin hubungan kerjasama dengan pihak industri dan dunia kerja, serta berbagai urusan lainnya, yang semuanya merupakan tanggung jawab pemerintah/Diknas. Bila berbagai masalah internal persekolahan kejuruan dibenahi, maka reputasi pendidikan kejuruan secara berangsur dapt dikembalikan.

Sebuah masalah krusial lain sebagai penyebab sulitnya mengurus pendidikan kejuruan adalah kurangnya dukungan pemerintah dalam hal kewajiban dunia usaha untuk ikut bertanggungjawab atas atas penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Di semua negara maju ada undang-undang pendidikan kejuruan (Vocational Acts) yang mengatur dan melindungi fungsi dan tugas dunia industri terhadap pendidikan kejuruan. Kita hanya punya CSR (Corporate Social Responsibility) yang bersifat sukarela perusahaan atas kehidupan sosial di sekitarnya. CSR bagi banyak perusahaan dianggap musuh utama dari tujuan pokok perusahaan yaitu mencari keuntungan sebesar-besarnya. Sejumlah SMK maju memang sudah berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan besar maupun kecil.

C. Rekomendasi

Sesungguhnya, tidak ada cara singkat untuk menyelesaikan pendidikan kejuruan. Untuk bisa keluar dari kemelut pendidikan kejuruan, maka ada beberapa strategi yang dapat disarankan. Rekomendasi ini sejalan dengan kebijakan baru Depdiknas yang dalam waktu dekat (2007) ini akan meningkatkan jumlah siswa SMK yang pada masa sekarang 3 siswa SMK berbanding 7 siswa SMA menjadi 6 siswa SMK dan 4 Siswa SMA. Beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Perbaiki SMK Negeri dan Swasta yang ada saat ini secara total, mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, dana operasional, fasilitas, dan manajemen persekolahan. Kerjasama dengan pihak industri dan organisasi profesi perlu ditingkatkan melalui kebijakan daerah (Perda) sehingga kewajiban bersama pemerintah dan masyarakat dapat diwujudkan Kerjasama juga perlu diadakan dengan penunjukan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai perguruan tinggi pembina.
2. Pada jenjang SLTP diperlukan program bimbingan karir, agar siswa SLTP dan para orang tua memahami tersedianya sekolah alternatif pada jenjang SLTA yang tidak kalah pentingnya dalam menjalani kehidupan kelak bila anak sudah dewasa. Kegiatan open house oleh pihak SMK dan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan kejuruan dengan mengundang siswa SLTP dlaksanakan secara terprogram dan menarik. Diharapkan tidak lagi terjadi ramai-ramai ke SMA tanpa tahu mengapa ke SMA.
3. Setiap pendirian SMK baru harus disertai studi kelayakan yang benar agar jenis program yang dibuka benar-benar sejalan dengan potensi unggulan daerah. Bahkan perlu dikaji ulang keberadaan SMK yang sudah ada saat ini apakah masih layak, sejalan dan akan berkontribusi dengan pembangunan daerah. Berbagai inovasi program perlu dilakukan untuk merespon perkembangan teknologi.
4. Untuk menambah jumlah siswa kejuruan, di SMA dapat dibuka program kejuruan, seperti Akuntansi, Perhotelan, Pariwisata, Busana, Boga, Komputer dan Sistem Informatika.
5. Bagi tamatan SMK yang belum memiliki ketrampilan siap pakai, perlu dirancang program bridging, kursus singkat dan padat namun mampu mempersiapkan mereka untuk terjun ke dunia kerja. Program ini dilakukan di SMK dan merupakan bagian integral dari program sekolah.

Diharapkan program dan rekomendasi di atas dapat mengurangi arus ramai-ramai ke SMA tenpa tahu mengapa harus ke SMA. Demikianlah sumbangan pikiran tentang pendidikan kejuruan dalam rangka mendukung kebijakan Mendiknas tentang ektensifikasi SMK 2007, semoga berhasil.



(Download artikel ini dalam format word document, klik disini)

Ditulis dalam Artikel Pendidikan

SMK Kian Menarik Perhatian

By admin
Wednesday, June 04, 2008 17:00:00 Clicks: 2423 Send to a friend Print Version
Rabu, 04 Juni 2008

SMK Kian Menarik Perhatian

Sekitar 85 persen lulusan SMK diterima di bursa kerja dan 15 persen lainnya melanjutkan ke perguruan tinggi

Depdiknas pada tahun ajaran 2008/2009 bakal menambah kursi untuk peserta didik baru sekitar 300 ribu orang dan 4.000 ruang kelas SMK baru.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agaknya kian menarik perhatian saja. Bagaimana tidak, tahun 2008 ini, sudah ada lima SMA negeri yang menjelma menjadi SMK negeri. Belum lagi ratusan SMA swasta yang juga memilih bermetamorfosis menjadi SMK swasta. Wajar bila Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada tahun ajaran 2008/2009 bakal menambah kursi untuk peserta didik baru sekitar 300 ribu orang dan 4.000 ruang kelas baru.

Tahun 2007 lalu, penerimaan siswa baru (PSB) hanya 1,2 juta orang, tapi tahun ini ditargetkan menjadi 1,5 juta peserta didik SMK. ''SMK memang sedang didorong untuk menaikkan jumlah siswa,'' ujar Direktur Pembinaan SMK, Depdiknas, Joko Sutrisno, di Gedung Depdiknas, Senin (2/6).

Menurut Joko, lulusan SMK berbeda dengan lulusan SMA. Lulusan SMA dipersiapkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi untuk menjadi ilmuwan, birokrat, atau teknokrat. Namun demikian, lanjut dia, hanya 30 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi. ''Dan, 70 persen lainnya yang tidak memiliki bekal keterampilan terjun ke pasar kerja, kebanyakan tanpa ketrampilan yang memadai,'' jelasnya.

Sementara, kata Joko, lulusan SMK dipersiapkan langsung ke industri dengan berbagai bekal ketrampilan kerja. Hasilnya, sekitar 85 persen lulusan SMK diterima di bursa kerja dan 15 persen lainnya melanjutkan ke perguruan tinggi. ''SMK mampu memenuhi kebutuhan industri. Lulusan SMK itu terserap ke lapangan kerja di berbagai bidang, seperti bisnis manajemen, teknologi informasi, teknologi rekayasa, serta pariwisata dan perhotelan,'' cetusnya.

Di DKI Jakarta misalnya, kata Joko, tahun ini menerima 85.551 siswa SMK di negeri dan swasta. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan penerimaan siswa SMA yang jumlahnya di sekolah negeri dan swasta 70.516 orang. ''Di Jakarta, peminat SMK sudah lebih tinggi dibanding SMA, karena SMK disiapkan untuk ke dunia kerja,'' ungkap Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta, Margani M Mustar, beberapa waktu lalu.

Calon siswa SMK yang PSB untuk jurusan tertentu harus memenuhi persyaratan khusus. Misalnya, untuk program keahlian pada kelompok teknologi industri, program keahlian restoran, dan tata busana, disyaratkan calon peserta didik tidak buta warna. Selain itu, calon siswa tidak memiliki kendala fisik untuk mengikuti kegian belajar mengajar sesuai karakteristik program keahlian yang dipilih.

''Persyaratan fisik pada program keahlian ini menyangkut keselamatan. Misalnya kimia analis tidak boleh buta warna, di SMK penerbangan mesin-mesin dengan standar Eropa, sehingga dibutuhkan syarat tinggi badan,'' tegasnya.

Untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan siswa SMK dan untuk memenuhi kebutuhan peralatan di sekolah tersebut, kata Joko, Depdiknas juga menjalin kerja sama dengan Departemen Perindustrian dalam mengupayakan peralatan sekolah secara mandiri di SMK. Salah satu sekolah yang telah berhasil membuat peralatan sendiri adalah SMK Negeri 4, Cilincing, Jakarta Utara. Sekolah tersebut membuat computer numerical control (SNC). ''SMK menjadi basis untuk pertumbuhan manufaktur,'' jaminnya.

Tak hanya itu, untuk meningkatkan citra SMK, Depdiknas juga menggelar Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 23 hingga 28 Juni 2008 mendatang. Lomba itu juga untuk menyeleksi siswa SMK dalam mengikuti kompetensi SMK setingkat ASEAN di Kuala Lumpur pada Oktober 2008 dan kompetensi SMK di Kanada pada 2009. Sebanyak 45 bidang akan dilombakan, antara lain bidang sekretaris, perkayuan, dan aplikasi elektronik.

Sementara itu, terkait dengan target pemerintah agar perbandingan antara SMK dengan SMA menjadi 50:50 pada 2010 , Joko mengatakan, pihaknya tahun ini menargetkan dapat menjaring 1,5 juta lulusan SMP untuk masuk ke SMK. Pertimbangannya, lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi tidak lebih dari 30 persen, sedangkan 70 persen lainnya melompat ke pasar kerja dengan kualitas yang rendah. ''SMA akan kita jadikan tempat persemaian keilmuan,'' jelasnya.

Syarat Khusus PSB SMK:
1. Untuk calon siswa semua program keahlian pada kelompok teknologi industri, program keahlian restoran, dan tata busana, tidak buta warna
2. Tidak memiliki kendala fisik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai karakteristik program keahlian yang dipilih
3. Untuk calon siswa program keahlian teknik mesin, teknik otomotif, teknik penerbangan, akomodasi perhotelan, restoran, dan usaha jasa pariwisata memiliki tinggi badan minimal pria 158 cm dan wanita 153 cm.

Ikhtisar:
- Tahun 2007 lalu, penerimaan siswa baru (PSB) hanya 1,2 juta orang, tapi tahun ini ditargetkan menjadi 1,5 juta peserta didik SMK.
- Depdiknas pada tahun ajaran 2008/2009 bakal menambah kursi untuk peserta didik baru sekitar 300 ribu orang dan 4.000 ruang kelas SMK baru.

(eye )

Sumber: Republika Online
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336301&kat_id=506

Saran Webmaster: http://jurnal.pendidikan.net/jurnal1.html#smkmenarik



More Reference Pendidikan Berita
. Sekolah Tak Siap Terapkan SKS
. Kuliah Sekarang, Bayarnya Setelah Kerja!
. Wanda: Pendidikan Gratis di DKI Gagal!
. India Buat Produsen Laptop Ketar Ketir
. India Luncurkan Laptop Seharga Rp335.000
. Pilih Android Demi Untung
. Pemborong SD Sejahtera Tolak Dakwaan JPU
. Atap TK Rihul Islam Jakarta Roboh
. RSBI Hilangkan Nasionalisme Siswa
. RSBI Kesulitan Cari Guru Berkualitas

ham

TUGAS PKN TENTANG HAM
DI INDONESIA
12 Desember 2009

Secara Paksa. Dalam rangka untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi para Tenaga Kerja Indonesia, pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi juga Konvensi Internasional Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya (International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families). Dalam kontek ini hendaknya pemerintah segera mengeluarkan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2009 – 2014.

2. Perlu ditinjau kembali pendekatan hukum yang represif dalam penyelesaian konflik politik di
Papua yang diterapkan saat ini. Langkah yang dilakukan sekarang lebih banyak melahirkan
kekerasan dan jatuhnya korban. Komnas HAM mendesak perlunya dilakukan langkah-langkah
politik daripada hukum dalam penyelesaian konflik di Papua. Langkah dialog atau perundingan
sudah harus dipikirkan oleh pemerintah.

3. Penuntasan berbagai bentuk kasus pelanggaran hak asasi manusia merupakan kewajiban
pemerintah, oleh karena itu, Komnas HAM mendesak agar pemerintah secara berkala
menginformasikan kepada publik mengenai status perkembangan penyelesaian kasus-kasus
pelanggaran hak asasi manusia yang ditangani. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan
keyakinan kepada masyarakat tentang tidak adanya kemungkinan untuk menutupi keterlibatan
aparatur pemerintah serta menjamin tidak adanya praktik-praktik impunity bagi mereka yang
terlibat. Langkah ini juga menjadi penting dalam rangka terus membangun suatu kepercayaan
publik terhadap kesungguhan pemerintah untuk melindungi, menegakkan, memajukan dan
memenuhi hak asasi manusia.

Tapi, yang jelas penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya partisipasi dan dukungan masyarakat kepada pemerintah, dan juga keseriusan pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar setiap orang.
Wassalam…

ARTI SAHABAT

0
Pentingkah Arti Sahabat?
Posted by Warrior on 05.41


Pada setiap kehidupan seseorang, pasti akan membutuhkan teman yang bisa berbagi disaat susah maupun senang. Sahabat memang memiliki peran yang bisa membuat hidup menjadi lebih berwarna. Tetapi kehadiran sahabat bukanlah untuk menggantikan posisi pasangan atau kekasih anda.

Saat anda memiliki teman yang baik, bukan hadiah atau bingkisan atau kado yang mereka inginkan. Tetapi perhatian dan kesabaran yang mereka butuhkan. Terkadang sahabat juga butuh didengarkan, baik itu senang maupun dalam duka. Jadi apabila anda memiliki sahabat, maka persiapkan waktu dan kesabaran yang cukup untuk mendengarkan segala masalah serta keluh kesah yang mereka rasakan.

Sahabat akan membantu memecahkan permasalahan yang sedang anda hadapi. Atau mungkin hanya sekedar membicarakan masalah pekerjaan atau kehidupan yang terjadi di sekitar anda. Begitu pula dengan sang sahabat, mereka juga ingin anda melakukan hal yang sama. Membagi cerita-cerita yang lucu juga bisa membuat kedekatan anda dengan sang sahabat.

Variasi ataupun warna-warni kehidupan bisa diberikan oleh sahabat kepada anda. Menghabiskan waktu bersama sahabat akan merelaksasikan kepenatan anda setelah melakukan aktivitas kantor yang padat setiap hari. Mungkin anda bisa makan malam bersama, window shopping akan menciptakan kedekatan yang lebih menyenangkan.

Berikanlah sedikit kejutan dan perhatian kepada sahabat agar lebih dekat. Meskipun anda berada jauh dari sahabat, bukan berarti anda melupakannya kan? Anda tetap bisa berkomunikasi lewat internet, telpon ataupun sms. Tapi sebaiknya anda jangan sampai lupakan sang kekasih karena bisa-bisa dia cemburu lagi.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Latar belakang
* 2 Peristiwa Rengasdengklok
o 2.1 Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
* 3 Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
* 4 Isi Teks Proklamasi
o 4.1 Naskah Otentik
* 5 Peringatan 17 Agustus 1945
o 5.1 Lomba-lomba tradisional
o 5.2 Peringatan Detik-detik Proklamasi
* 6 Rujukan
* 7 Lihat pula
* 8 Pranala luar

Latar belakang
Artikel ini bagian dari seri
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia .png
Sejarah Nusantara
Pra-Kolonial (sebelum 1509)
Pra-sejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Zaman kolonial (1509-1945)
Era Portugis (1509-1602)
Era VOC (1602-1800)
Era Belanda (1800-1942)
Era Jepang (1942-1945)
Sejarah Republik Indonesia
Proklamasi (17 Agustus 1945)
Masa Transisi (1945-1949)
Era Orde Lama (1950-1959)
Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Operasi Trikora (1960-1962)
Konfrontasi Indo-Malaya (1962-1965)
Gerakan 30 September 1965
Era Orde Baru (1966-1998)
Gerakan Mahasiswa 1998
Era Reformasi (1998-sekarang)
[Sunting]

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Indonesian flag raised 17 August 1945.jpg

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).
Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta


Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Naskah Otentik

Tentang suara ini Soekarno membacakan naskah proklamasi di studio RRI pada tahun 1951 (bantuan·info)
Putar suara

Kesulitan memainkan berkas media?

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.

TSUNAMI

Tsunami
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Question book-new.png
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.
Untuk Tsunami sebagai lagu, lihat Tsunami (lagu).
Simulasi Tsunami Desember 2004
Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari abad ke 19.
Tsunami yang menghantam Malé, Maladewa pada 26 Desember 2004

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.

Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Terminologi
* 2 Penyebab terjadinya tsunami
* 3 Sistem Peringatan Dini
o 3.1 Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
+ 3.1.1 Cara Kerja
* 4 Tsunami dalam sejarah
* 5 Daftar pustaka
* 6 Pranala luar
o 6.1 Gambar dan film

[sunting] Terminologi

Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 195 tsunami telah terjadi.

Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.

Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.

Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
[sunting] Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

* Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
* Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
* Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Artikel Islam | Dunia Islam Kumpulan Artikel Islam Subscribe to Rss feed Subscribe to the feed via E-mail 2050 Rusia menjadi negara Islam

1:52 AM

(4) Comments

Para pakar yang berkonsentrasi pada wilayah Asia tengah, memprediksikan Rusia akan berubah menjadi negara Islam di sekitar tahun 2050 nanti. Mereka berharap negara seperti Mesir terus merangkul negara-negara persemakmuran Rusia yang berpenduduk muslim yang mencintai serta menjaga nilai-nilai Islam dan budaya Arab. Dari negara mereka telah lahir para ulama ternama di berbagai bidang ilmu keislaman, seperti Imam Bukhari dan Tirmizi, serta ulama lainnya yang banyak memberikan pengaruh dan kontribusi kepada dunia Islam.

Read more »

admin

BERITA ISLAM
Makna Shalat Berjamaah

8:34 PM

(0) Comments

Di dalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. banyak orang Islam berhitung secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjamaah maka ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. demikian juga ketika di dalam hadis dikatakan bahwa shalat di MAsjidil Haram akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak seratus ribu kali lipat. Luar biasa.

Saya pribadi memahami masalah ini dari sisi kepemimpinan dan persatuan Islam. shalat berjamaah berarti berkelopok dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya, kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus. Semua mengikuti arah Imam, betapa kuatnya oraganisasi ini. Siapa yang dapat mematahkan shaf yang kokoh? Sayang makna dari keuntungan shalat berjamaah luput dimengerti oleh umat islam!

admin

Ibadah
Dosa dan kemurkaan Allah

12:24 AM

(0) Comments

Apa yang dimaksud dengan dosa? Dosa adalah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan keridhaan Allah, dan melanggar petunjuk-petunjuk yang telah dia berikan melalui para rasul-Nya, khususnya Rasulullah saw, serta dengan berani melawan petunjuk-petunjuk tersebut, itulah dosa.

Apabila kepada seorang hamba manusia diberikan pengetahuan dan diajarkan tentang petunjuk-petunjuk Allah taala kemudian dia melanggar petunjuk-petunjuk itu secara durhaka dan jahat dia melakukan dosa, maka Allah taala akan marah sekali. Dan akibat dari kemarahan itu tidak hanya setelah mati saja dia peroleh, justru di dunia ini juga dia akan mengalami berbagai macam azab serta kehinaan.

Read more »

admin

ARTIKEL ISLAM, Dosa
ISLAM AGAMA FITRAH

3:28 AM

(2) Comments

Islam merupakan agama fitrah. Agama yang dikehendaki oleh fitrah manusia adalah Islam. Artinya di dalam islam tidak ada kepalsuan. Seluruh ajarannya bersesuaian dengan fitrah manusia. Tidak seperti halnya akidah Trinitas dan Penebusan dosa yang tidak dapat di mengerti. Orang-orang Kristen sendiri mengaku bahwa dimana saja Trinitas belum masuk, disana akan muncul permintaan akan Tauhid. Sebab, yang bersesuaian dengna fitrah hanyalah Tauhid. Seandainya pun Alquran syarif tidak ada, maka tetap saja fitrah manusia mengakui TAuhid. Sebab hal itu bersesuaian dengan syariat batin. Demikian pula seluruh ajaran Islam adalah bersesuaian dengan syariat batin. Berbeda dengan ajaran orang-orang Kristen yang bertentangan dengan hal itu.

Lihatlah baru-baru ini di Amerika terpaksa diluluskan hukum perceraian yang bertentangan dengan Injil. Mengapa hal itu harus terjadi? Sebabnya adalah jaran injil tidak bersesuaian dengan fitrah manusia.

admin

ARTIKEL ISLAM, Penebusan Dosa, Tauhid, Trinitas
Hadits-hadits tentang kasih Sayang Rasulullah

5:51 PM

(0) Comments

Abdullah bin Abu Bakar r.a. meriwayatkan dari seseorang katanya: “Pada suatu hari dalam perjalanan untuk berperang di Hunain, saya memakai sepatu kulit yang tebal. Saya berjalan dibelakang Rasulullah s.a.w. Karena jalan sangat sempit tiba-tiba kaki Rasulullah s.a.w. tersandung oleh sepatu saya dan terinjak dari belakang sehingga beliau kesakitan dan beliau segera memukul perlahan saja sambil mendorong saya kebelakang dengan sebuah pecut (cambuk) yang beliau pegang sambil bersabda: “Hai Fulan, engkau telah menyakiti kakiku.” Beliau (Abdullah bin Abu Bakar r.a) mengatakan: “sepanjang malam orang itu tidak bisa tidur karena dia merasa bersalah sudah menyakiti kaki Rasulullah s.a.w, dia berulang-kali berpikir dan menyesali diri sendiri, mengapa saya telah menyakiti Rasulullah s.a.w. Keesokan harinya pagi-pagi sekali seorang datang mencarinya untuk berjumpa Rasulullah s.a.w. Katanya, “saya dengan perasaan gemetar dan takut datang menghadap Rasulullah s.a.w. Beliau bersabda kepada saya” “Hai Fulan! Kemarin engkau telah menginjak kakiku dan engkau telah menyakiti aku. Tapi sebaliknya aku telah memukul sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini supaya kakiku terlepas dari kaki engkau. Aku pukul engkau perlahan sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini, tentu aku telah menyakiti engkau. Oleh karena itu ambillah dari aku 80 (delapan puluh) ekor domba sebagai balasan rasa sakit engkau karena cambukku ini.
Read more »

admin

Artikel Tentang Rasulullah, Rasulullah
KAITAN ISLAM DAN TERORISME

4:25 AM

(0) Comments

Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya. Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme?

+ READ FULL STORY

admin

ARTIKEL ISLAM, BERITA ISLAM, JIHAD
KEMUSYRIKAN DALAM ISLAM

8:46 AM

(0) Comments

Apa perhatian utama Rasulullah saw dalam dakwahnya semasa hidup beliau? Tak lain adalah Tauhid Ilahi. Rasulullah saw semenjak beliau mendakwahkan risalat hingga akhir hayat beliau, terus menerus mengumandangkan ajaran laa ilaaha Illallah yakni, tiada yang layak disembah kecuali Allah. tetapi bagaimana kenyataannya sekarang?

Namun demikian, kita menyaksikan bahwa di antara orang orang yang menyebut diri mereka orang-orang Islam, kebanyakan dari mereka dengan terang-terangan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam ini. Siapakah di antara orang-orang Islam yang hidup seribu tiga ratus tahun yang lalu menyangka bahwa pada suatu ketika kelak orang-orang yang memikul panji laa ilaaha illallah akan bersujud kepada kuburan-kuburan? Siapakah menyangka bahwa mereka akan bersembahyang dengan menghadapkan muka ke arah tempat-tempat orang-orang suci mereka dan mereka mempercayai manusia-manusia yang mengetahui gaib? Siapakah menyangka bahwa mereka akan menganggap para wali memiliki kekuasaan Allah dan memohon kepada orang-orang mati supaya maksud-maksud mereka terkabul? Siapakah menyangka bahwa mereka akan mempersembahkan sesajen-sesajen di atas kuburan-kuburan? Adapun tentang orang-orang keramat, mereka berkeyakinan bahwa apa pun yang diinginkan orang orang keramat itu akan dikabulkan oleh Allah Taala dan menyangka bahwa wujud mereka itu hadir di mana-mana. Mereka memberikan korbanan yang dialamatkan kepada orang-orang lain selain Allah. Kemudian, paling celaka lagi, mereka mengatakan bahwa semua ajaran itu merupakan ajaran Alquran Suci dan ajaran junjungan kita Rasulullah saw. Akan tetapi, dari timur sampai barat dan dari utara sampai selatan, di tempat-tempat orang-orang Islam tinggal, semua hal yang disebutkan di atas tengah dilakukan; dan sebagian besar orang-orang Islam melakukan paling tidak satu di antara hal-hal tersebut di atas.