Selasa, 02 November 2010

HADROH

Hadroh untuk syiar keagamaan (4)
01 Jul 2010

* Headline
* Pos Kota

Hadroh untuk syiar keagamaan (4)

SEJARAH munculnya musik tradisional Hadroh berasal dari Kampung Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Tokoh legendaris Hadroh, Mudehir konon a adalah tuna netra. Mudehir memiliki keterampilan memainkan Hadroh secara sempurna.

Variasi pukulannya sangatkaya. Bahkan dengan kakinya, suara rebana yang dipukul masih sempurna. Suaranya indah, daya hafalnya atas syair Dm wan Hadroh sangat baik. Sepeninggal Mudehir pada tahun 1960, Hadroh seperti mati suri. Geliatnya perlahan nyaris tinggal kenangan. Beruntungdalam beberapa tahun terakhir ini, musik tradisional asal Betawi tersebut muncul lagi.

Beberapa tokoh Betawi dan elemen masyarakat mencoba menghidupkannya. Salah satunya adalah Habib Hasan Bin Jafar Assegaf. Melalui Majelis Taklim Nurul Musthofa, Habib Hasan membentuk Grup Ha-droh bernama Nurul Musthofa.

Lagu-lagu dan warna musik Hadroh yang cenderung religi dikatakan Djohari, Sekjen Majelis Taklim Nurul Musthofa, memungkinkan jenis musikini berkembang di sekitar majelis taklim maupun mesjid. Ini tak lepas dari sejarah Hadroh itu sendiri di mana sejak awal banyak digunakan untuk acara keagamaan dan perkawinan adat Betawi.

SYIAR AGAMA

"Untuk kepentingan syiar agama, kami mendirikan Hadroh. Sekaligus juga untuk melestarikan budaya Betawi," tutur Djohari yang juga Wakil Camat Setiabudi. Lagu-lagu Hadroh diambildari syair Diiwan dan Addi-baai. Ciri khas dari kesenian Hadroh ini adalah adu zikir. Dalam adu zikir, ditampilkan dua grup yang silih berganti membawakan syair Diiwan Hadroh.

Grup yang kalah umumnya karena kurang hafal dalam membawakan syair Diiwan Hadroh. Alat musik Hadroh sangat sederhana, yakni rebana. Hanya saja cara memainkan rebana Hadroh bukan dipukul biasa tapi dipukul seperti memainkan gendang. Ada tiga instrumen rebana Hadroh, yakni bawa, ganjilatau seting, dan gedug. Bawa berfungsi sebagai komando, ciri kahs irama pukulannya lebih cepat. Ganjil atau seting berfungsi saling mengisi dengan bawa, dan gedug berfungsi sebagai bas.

Jenis pukulan rebana Hadroh ada empat yaitu tepak, kentang, gedug danpentil. Empat jenis pukulan itu dilengkapi dengan namanama irama pukulan yakni jalan, sander, sabu, pegatan, sirih panjang, sirih pendek dan bima.

GEMAR KESENIAN

Grup Hadroh Nurul Mustho-fa yang bermarkas di Ciganjur, Jakarta Selatan tersebut beranggotakan 42 orang. Sebagian besar merupakan generasi muda yang gemar berke-senian. Tiap malam Minggu, grup yang berdiri sejak 1984 ini selalu bertemu baik untuk tampil maupun sekedar berlatih. Awalnya Hadroh Nurul Musthofa didirikan untuk kepentingan siar agama Islam. Bersiar melalui musik, jauh lebih menarik dibanding dengan caraara yang monoton.

Belakangan, selain untuk kepentingan siar, Hadroh juga menjadi media bagi generasimuda untuk menyalurkan bakat seninya. "Beberapa lagu dari Hadroh Nurul Musthofa sudah menjadi nada sambung telepon seluler," tambah Djohari. Rebana Hadroh pernah ada di kampung Grogol Utara, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Kalibata, Duren Tiga, Utan Kayu, Kramat Sentiong dan Paseban. Sayangnya Grup Hadroh tersebut kini tinggal kenangan.

Munculnya grup Hadroh semacam Nurul Musthofa, diharapkan mampu menghidupkan kembali budaya Betawi yang nyaris punah tersebut, (rn. kurniawati/ds/t)
Entitas terkaitAlat | Bawa | Bersiar | Beruntungdalam | Betawi | Ciri | Diiwan | Djohari | Dm | Duren | Ganjil | Geliatnya | Grogol | Grup | Hadroh | Jenis | Kebayoran | Mudehir | Munculnya | Nurul | Sebagian | SEJARAH | Sekaligus | Suaranya | Tiap | Tokoh | Utan | Variasi | GEMAR KESENIAN | Habib Hasan | Jakarta Selatan | Kampung Pondok | Kramat Sentiong | Rebana Hadroh | Sepeninggal Mudehir | SYIAR AGAMA | Wakil Camat | Grup Hadroh Nurul | Hadroh Nurul Musthofa | Sayangnya Grup Hadroh | Awalnya Hadroh Nurul Musthofa | Habib Hasan Bin Jafar | Melalui Majelis Taklim Nurul | Sekjen Majelis Taklim Nurul |
Ringkasan Artikel Ini
Hadroh untuk syiar keagamaan (4). Lagu-lagu dan warna musik Hadroh yang cenderung religi dikatakan Djohari, Sekjen Majelis Taklim Nurul Musthofa, memungkinkan jenis musikini berkembang di sekitar majelis taklim maupun mesjid. Ini tak lepas dari sejarah Hadroh itu sendiri di mana sejak awal banyak digunakan untuk acara keagamaan dan perkawinan adat Betawi. GEMAR KESENIAN Grup Hadroh Nurul Mustho-fa yang bermarkas di Ciganjur, Jakarta Selatan tersebut beranggotakan 42 orang. Rebana Hadroh pernah ada di kampung Grogol Utara, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Kalibata, Duren Tiga, Utan Kayu, Kramat Sentiong dan Paseban. Munculnya grup Hadroh semacam Nurul Musthofa, diharapkan mampu menghidupkan kembali budaya Betawi yang nyaris punah tersebut, (rn.

Jumlah kata di Artikel : 477
Jumlah kata di Summary : 107
Ratio : 0,224

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.

1 komentar:

  1. Salah satu lagu shalawat nurul musthofa yang cukup populer yaitu Isfa'lana, Lirik nya bisa dilihat di sini

    BalasHapus